Wednesday, April 19, 2017

Hierarky of Ecology

Hierarky of Ecology


At the lowest level or first level of ecological organization, you find the individual or species of living organisms. Every plant and animal species on the planet, from microscopic bacteria and fungi for the giant blue whale and the Giant Sequoias, find a place at the level of the ecological pyramid. The distribution of this species is regulated by abiotic factors of the region.
Pada ekologi tingkat individu atau spesies membahas mengenai behavior, fisiologi, morfologi dan adaptasi.
The second level is population. In this case, population refers to a group of species living together in a restricted geographical area. For example, a herd of wildebeests in Africa or coyote in Savannah grasslands of North America.
Pada ekologi tingkat populasi membahas mengenai genetic, aturan, distribusi dan abundance kumpulan individu atau spesies yang sejenis.
The third level is community, consist of different species living together in a geographical area and boundaries interact with each other. The interaction between the members of this community often revolves around the concept of predator-prey and symbiotic relationship.
At the next level is ecosystems, biological environment consisting of all living organisms and the non-living things (or abiotic factors such as air, soil, and water) in a certain area and the interactions between them. Although many people refer to this level as the level of organization in an ecosystem, is technically incorrect because its own ecosystem is one of the levels of ecological organization.
Pada tingkat ini biasanya membahas mengenai aliran atau siklus energi dan nutrient cycling.
The fifth level of the ecological pyramid is a biome, major biotic communities are usually characterized by the dominant forms of vegetation and climate conditions. Some of the most prominent biomes of the world, including desert biome, the rainforest biome, biome Savannah, etc.
The final level of the ecological pyramid is the biosphere, which consists of the Earth's surface and atmosphere. It is also known as the zone of life on Earth, due to the fact that all living creatures are found on the planet coexist here. Simply put, it is the sum of all the ecosystems of this planet.

Pada tingkat terendah atau tingkat pertama organisasi ekologi, Anda menemukan spesies individu organisme hidup. Setiap spesies tanaman dan hewan di planet ini, langsung dari bakteri dan jamur mikroskopis untuk ikan paus biru raksasa dan Giant Sequoias, menemukan tempat di tingkat piramida ekologi. Distribusi spesies ini diatur oleh faktor abiotik dari daerahnya.

Tingkat kedua piramida ini terdiri populasi spesies individu menampilkan di tingkat pertama. Dalam hal ini, populasi mengacu pada sekelompok spesies hidup bersama di wilayah geografis yang dibatasi. Misalnya, kawanan wildebeests di Savannah Afrika atau coyote di padang rumput Amerika Utara.


Tingkat ketiga dari piramida ekologi terdiri komunitas spesies yang berbeda yang hidup bersama di wilayah geografis dan batas-batasnya berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara anggota komunitas ini sering berkisar pada konsep predator-mangsa dan hubungan simbiosis.


Pada tingkat berikutnya organisasi ekologi terletak di ekosistem, lingkungan biologis yang terdiri dari semua organisme hidup dan hal-hal non-hidup (atau faktor abiotik seperti udara, tanah, dan air) di daerah tertentu dan interaksi di antara mereka. Meskipun banyak orang menyebut tingkat ini sebagai tingkat organisasi dalam suatu ekosistem, secara teknis tidak benar karena ekosistem sendiri adalah salah satu tingkat organisasi ekologi.


Tingkat kelima dari piramida ekologi adalah bioma, komunitas biotik utama yang biasanya ditandai dengan bentuk dominan vegetasi dan kondisi iklim. Beberapa bioma yang paling menonjol dari dunia termasuk bioma gurun, bioma hutan hujan, bioma Savannah, dll

Tingkat terakhir dari piramida ekologi adalah biosfer, yang terdiri dari permukaan bumi dan atmosfer. Hal ini juga dikenal sebagai zona kehidupan di Bumi, karena fakta bahwa semua mahluk hidup ditemukan di planet ini hidup berdampingan di sini. Sederhananya, itu adalah jumlah dari semua ekosistem planet ini.

Pemotongan dan penyambungan RNA ( splicing )
Pada eukaryot banyak terdapat gen yang organisasinya tersusun atas akson dan intron, meskipun tidak semua gen eukaryot mempunyai intron. Pada awalnya, gen yang terdiri atas ekson dan intron yang ditranskipsi menghasilkan pre-mRNA (transkripsi primer, primary transcpt ) karena masih mengandung sekuensi intro. Pada tahapan selanjutnya intron akan dipotong dari pre-mRNA dan ekson-ekson yang ada selanjutnya disambung menjadi mRNA yang matang ( mature mRNA ). Proses pemotongan intron dan penyambungan kembali ekson-ekson disebut sebagai proses penyambungan RNA ( RNA splicing ). Transkripsi mRNA yang sudah matang inilah yang selanjutnya akan ditranslasi.
Proses splicing RNA adalah proses yang sangat akurat. Akurasi proses pemotong dan penyambungan ditentukan oleh suatu urutan nukleotida yang dikenal sebagai splicing signals. Sejauh ini nukleotida lestari yang ditemukan pada beberapa intron yang berbeda yang diketahui adalah dua nukleotida pada ujung intron, yaitu :
Ekson-GU..............AG-ekson

Selain urutan tersebut juga ada urutan kosensus pada bagian pertemuan antara ekson dan intron. Pada gen-gen yang ada dalam nukleus, urutan konsesusnya adalah sebagai berikut :

A64 G73 G100 U68 A68 A68 G84 U63...............Gpy74-87 n C65 A100 G100 n

Angka-angka menunjukkan persentase frekuensi nukleotida pada tiap posisi, jika angkanya 100 berarti basa tersebut selalu berada pada posisi tersebut. N dan py menyatakan nukleotida apa pun atau basa pirimidin yang mungkin ada pada posisi tersebut. Urutan nukleutida pada bagian pertemuan ekson-intron tersebut berbeda untuk gen tRNA dan gen struktural pada mitokondria dan kloroplas karena adanya perbedaan dalam hal mekanisme pemotongan-penyambungan RNA-nya. Pada gen-gen yang ada dalam nukleus hanya ada dalam urutan nukleotida lestari. (conserved ) yang pendek yaitu tactaac, yang terletak sekitar 30 pasangan basa di sebelah hulu dari sisi 3’ penyambungan. Residu adenine pada posisi keenam kotak tactaac adalah residu yang lestari dan mempunyai peranan sangat penting dalam proses pemotongan-penyambungan intron-ekson. Secara umum dapat disebut bahwa sekuens intron pada gen-gen dalam nukleus bersifat acak, kecuali sekuens dinukleutida gt dan ac serta kotak tactaac. Intron pada gen-gen dalam inti sel. Sekuens konsensus pada daerah perbatasan antara ekson-intron pada prekursor mRNA khamir telah diketahui dengan urutan sebagai berikut :

5’ – GUAUGU – intron - UACUAAC – pyAG – 3’

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa sinyal untuk pemotongan intron dan penyambungan ekson ( splicing signals ) pada prekursor mRNA gen-gen pada nukleus sangat seragam, yaitu kedua basa intron pertama hampir selalu mengandung gu dan dua basa terakhir hampir selalu mengandung ag. Selain itu, keseluruhan sekuens konsensus sangat penting untuk pemotongan intron dan penyambungan ekson secara tepat. Mutasi pada sekuens konsensus dapat mengakibatkan splicing yang abdnormal. Sifat lestari ujung 5’ dan 3’ pada posisi pemotongan-penyambungan serta kotak tactaac menunjukan bahwa hal ini mempunyai fungsi sangat pen ting dalam ekspresi genetik. Mutasi pada bagian tersebut dapat menyebabkan perubahan fenotip pada banyak jasad eukaryot. Sebagai contoh, mutasi pada daerah ini seringkali bertanggung jawab dalam pemunculan penyakit menurun pada manusia, misalnya kelainan hemoglobin.

2 comments:

  1. Akan lebih baik jika disertakan gambar hehe semangat

    ReplyDelete
  2. wow infonya sangat terperinci, namun lebih baik diberi pemisah antara hierarchy of ecology dan materi tentang genetikanya :) terimakasih

    ReplyDelete