At
the lowest level or first level of ecological organization, you find the
individual or species of living organisms. Every plant and animal species on
the planet, from microscopic bacteria and fungi for the giant blue whale and
the Giant Sequoias, find a place at the level of the ecological pyramid. The
distribution of this species is regulated by abiotic factors of the region.
Pada
ekologi tingkat individu atau spesies membahas mengenai behavior, fisiologi,
morfologi dan adaptasi.
↓
The
second level is population. In this case, population refers to a group of
species living together in a restricted geographical area. For example, a herd
of wildebeests in Africa or coyote in Savannah grasslands of North America.
Pada
ekologi tingkat populasi membahas mengenai genetic, aturan, distribusi dan
abundance kumpulan individu atau spesies yang sejenis.
↓
The
third level is community, consist of different species living together in a
geographical area and boundaries interact with each other. The interaction
between the members of this community often revolves around the concept of
predator-prey and symbiotic relationship.
↓
At
the next level is ecosystems, biological environment consisting of all living
organisms and the non-living things (or abiotic factors such as air, soil, and
water) in a certain area and the interactions between them. Although many
people refer to this level as the level of organization in an ecosystem, is technically
incorrect because its own ecosystem is one of the levels of ecological
organization.
Pada
tingkat ini biasanya membahas mengenai aliran atau siklus energi dan nutrient
cycling.
↓
The
fifth level of the ecological pyramid is a biome, major biotic communities are
usually characterized by the dominant forms of vegetation and climate
conditions. Some of the most prominent biomes of the world, including desert
biome, the rainforest biome, biome Savannah, etc.
↓
The
final level of the ecological pyramid is the biosphere, which consists of the
Earth's surface and atmosphere. It is also known as the zone of life on Earth,
due to the fact that all living creatures are found on the planet coexist here.
Simply put, it is the sum of all the ecosystems of this planet.
Pada
tingkat terendah atau tingkat pertama organisasi ekologi, Anda menemukan
spesies individu organisme hidup. Setiap spesies tanaman dan hewan di planet
ini, langsung dari bakteri dan jamur mikroskopis untuk ikan paus biru raksasa
dan Giant Sequoias, menemukan tempat di tingkat piramida ekologi. Distribusi
spesies ini diatur oleh faktor abiotik dari daerahnya.
↓
Tingkat
kedua piramida ini terdiri populasi spesies individu menampilkan di tingkat
pertama. Dalam hal ini, populasi mengacu pada sekelompok spesies hidup bersama
di wilayah geografis yang dibatasi. Misalnya, kawanan wildebeests di Savannah
Afrika atau coyote di padang rumput Amerika Utara.
↓
Tingkat
ketiga dari piramida ekologi terdiri komunitas spesies yang berbeda yang hidup
bersama di wilayah geografis dan batas-batasnya berinteraksi satu sama lain.
Interaksi antara anggota komunitas ini sering berkisar pada konsep
predator-mangsa dan hubungan simbiosis.
↓
Pada
tingkat berikutnya organisasi ekologi terletak di ekosistem, lingkungan biologis
yang terdiri dari semua organisme hidup dan hal-hal non-hidup (atau faktor
abiotik seperti udara, tanah, dan air) di daerah tertentu dan interaksi di
antara mereka. Meskipun banyak orang menyebut tingkat ini sebagai tingkat
organisasi dalam suatu ekosistem, secara teknis tidak benar karena ekosistem
sendiri adalah salah satu tingkat organisasi ekologi.
↓
Tingkat
kelima dari piramida ekologi adalah bioma, komunitas biotik utama yang biasanya
ditandai dengan bentuk dominan vegetasi dan kondisi iklim. Beberapa bioma yang
paling menonjol dari dunia termasuk bioma gurun, bioma hutan hujan, bioma
Savannah, dll
↓
Tingkat
terakhir dari piramida ekologi adalah biosfer, yang terdiri dari permukaan bumi
dan atmosfer. Hal ini juga dikenal sebagai zona kehidupan di Bumi, karena fakta
bahwa semua mahluk hidup ditemukan di planet ini hidup berdampingan di sini.
Sederhananya, itu adalah jumlah dari semua ekosistem planet ini.
Pemotongan
dan penyambungan RNA ( splicing )
Pada
eukaryot banyak terdapat gen yang organisasinya tersusun atas akson dan intron,
meskipun tidak semua gen eukaryot mempunyai intron. Pada awalnya, gen yang
terdiri atas ekson dan intron yang ditranskipsi menghasilkan pre-mRNA
(transkripsi primer, primary transcpt ) karena masih mengandung sekuensi intro.
Pada tahapan selanjutnya intron akan dipotong dari pre-mRNA dan ekson-ekson
yang ada selanjutnya disambung menjadi mRNA yang matang ( mature mRNA ). Proses
pemotongan intron dan penyambungan kembali ekson-ekson disebut sebagai proses
penyambungan RNA ( RNA splicing ). Transkripsi mRNA yang sudah matang inilah
yang selanjutnya akan ditranslasi.
Proses
splicing RNA adalah proses yang sangat akurat. Akurasi proses pemotong dan
penyambungan ditentukan oleh suatu urutan nukleotida yang dikenal sebagai
splicing signals. Sejauh ini nukleotida lestari yang ditemukan pada beberapa
intron yang berbeda yang diketahui adalah dua nukleotida pada ujung intron,
yaitu :
Ekson-GU..............AG-ekson
Selain
urutan tersebut juga ada urutan kosensus pada bagian pertemuan antara ekson dan
intron. Pada gen-gen yang ada dalam nukleus, urutan konsesusnya adalah sebagai
berikut :
A64
G73 G100 U68 A68 A68 G84 U63...............Gpy74-87 n C65 A100 G100 n
Angka-angka
menunjukkan persentase frekuensi nukleotida pada tiap posisi, jika angkanya 100
berarti basa tersebut selalu berada pada posisi tersebut. N dan py menyatakan
nukleotida apa pun atau basa pirimidin yang mungkin ada pada posisi tersebut.
Urutan nukleutida pada bagian pertemuan ekson-intron tersebut berbeda untuk gen
tRNA dan gen struktural pada mitokondria dan kloroplas karena adanya perbedaan
dalam hal mekanisme pemotongan-penyambungan RNA-nya. Pada gen-gen yang ada
dalam nukleus hanya ada dalam urutan nukleotida lestari. (conserved ) yang
pendek yaitu tactaac, yang terletak sekitar 30 pasangan basa di sebelah hulu
dari sisi 3’ penyambungan. Residu adenine pada posisi keenam kotak tactaac
adalah residu yang lestari dan mempunyai peranan sangat penting dalam proses
pemotongan-penyambungan intron-ekson. Secara umum dapat disebut bahwa sekuens
intron pada gen-gen dalam nukleus bersifat acak, kecuali sekuens dinukleutida
gt dan ac serta kotak tactaac. Intron pada gen-gen dalam inti sel. Sekuens
konsensus pada daerah perbatasan antara ekson-intron pada prekursor mRNA khamir
telah diketahui dengan urutan sebagai berikut :
5’ –
GUAUGU – intron - UACUAAC – pyAG – 3’
Dari
beberapa penelitian diketahui bahwa sinyal untuk pemotongan intron dan
penyambungan ekson ( splicing signals ) pada prekursor mRNA gen-gen pada nukleus
sangat seragam, yaitu kedua basa intron pertama hampir selalu mengandung gu dan
dua basa terakhir hampir selalu mengandung ag. Selain itu, keseluruhan sekuens
konsensus sangat penting untuk pemotongan intron dan penyambungan ekson secara
tepat. Mutasi pada sekuens konsensus dapat mengakibatkan splicing yang
abdnormal. Sifat lestari ujung 5’ dan 3’ pada posisi pemotongan-penyambungan
serta kotak tactaac menunjukan bahwa hal ini mempunyai fungsi sangat pen ting
dalam ekspresi genetik. Mutasi pada bagian tersebut dapat menyebabkan perubahan
fenotip pada banyak jasad eukaryot. Sebagai contoh, mutasi pada daerah ini
seringkali bertanggung jawab dalam pemunculan penyakit menurun pada manusia,
misalnya kelainan hemoglobin.
Akan lebih baik jika disertakan gambar hehe semangat
ReplyDeletewow infonya sangat terperinci, namun lebih baik diberi pemisah antara hierarchy of ecology dan materi tentang genetikanya :) terimakasih
ReplyDelete