Kepadatan populasi satu
jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau
biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan
penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung
produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas
lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan
relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu
jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan
relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989).
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis
(atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang
mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto.T.1989).
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang
tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar
populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran
besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan
dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi.
Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik
(=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan
ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa
persatuan ruang habitat. Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan
kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup
bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi. Pengukuran kerapatan mutlak ialah
dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti
berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk
tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi
(Soetjipta.1992).
Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan
cara menghitung seluruh individu mahkluk hidup yang di maksud (sensus), namun
situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksaan hal
tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa.
Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa
individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selain itu pergerakan
hewan dari dan ke arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan.
Perhitungan populasi
baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan
perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau
tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput
di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput, untuk hewan-hewan
besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan
untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung
dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture
(CMRR).
Penggunaan metode CMRR pada populasi ikan diuji dengan meneliti sisiknya, atau
dengan meneliti otolith atau mengenai lensa mata. Pada hewan jenis lain dapat
diuji dengan penelitian umur meliputi penelitian tentang gigi geligi, atau
mungkin metode catch - perunit - effort. Perlu diingat harus diperhitungkan
adanya kesalahan baik sejak perencanaan maupun sampai pelaksanaan dan juga
analisisnya serta interpretasinya. Pengaruh luas medan penelitian dan unit
pengambilan sampel, letak stasiun pengambilan sampel, jenis alat sampling dan
waktu sampling semuanya perlu dimasukkan dalam analisis, demikian pula pengaruh
faktor lingkungan.
Metode CMRR secara
sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali.
Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau
susah (trap shy). Southwood (1971) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR
dengan asumsi- asumsi sebagai berikut.
a. Hewan yang ditandai
tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
b. Hewan yang ditandai
harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c. Populasi harus
dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).
d. Tidak ada
kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap
sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.
f. Populasi
sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin
dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk
ditangkap.
g. Sampling
dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
Rumus dasar yang
digunakan untuk penghitungan adalah rumus Petersen yaitu:
M . n
N
= ————
R
Untuk menghitung kesalahan (error) metode CMRR dapat dilakukan dengan cara
menghitung kesalahan baku (standar errornya) dengan rumus:
_______________________
SE = √ ( M . n ) [(M - R) . (n - R)]
R³
Setelah ditentukan standar errornya, kemudian ditentukan selang kepercayaannya
dengan rumus:
N ± t. SE
Dengan catatan:
adalah tingkat signifikasia, dan ¥t
= (df, ), lihat tabel distribusi t dengan df =
N = cacah hewan di
alam/dalam populasi
M = cacah hewan yang
tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai
N = cacah hewan yang
tertangkap pada penagkapan kedua, terdiri atas hewan yang
tidak bertanda dan hewan yang bertanda hasil penangkapan
kedua
R = cacah hewan yang
bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap
kembali pada penangkapan kedua
Untuk memperbaiki keakuratan metode Peterson (karena sampel yang diambil
relatif kecil), dapat digunakan metode Schnabel. Metode Schnabel selain
membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Petersen, juga ditambahkan dengan
asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan pada periode sampling yang
berikutnya. Pada metode ini, penangkapan, penandaan dan pelepasan kembali hewan
dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling, semua hewan yang
belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini besarnya
populasi dapat diduga dengan rumus:
(n¡ . m¡)
N = —————
R¡
Karena pengambilan sampel dengan cara diatas dilakukan berulang kali, maka hal
ini akan mengurangi kesalahan sampling. Kesalahan baku (SE) metode ini dihitung
dengan rumus:
1
SE
= —————————————————————
_____________________________________
1
(k - 1)
1
[ ——— ]S
√ [ ———— + ——— ] -
(N - M¡)
N
(N - n¡)
Setelah ditentukan standar errornya, kemudian ditentukan selang kepercayaannya
dengan rumus :
N ± t. SE
Dengan catatan:
adalah tingkat signifikasia, dan ¥), lihat tabel
distribusi t dengan df = a t = (df,
k = Jumlah
periode sampling
N = Cacah hewan di
alam/ dalam populasi
M¡ = Jumlah total hewan yang tertangkap
pada periode ke-i ditambah periode sebelumnya/jumlah total hewan yang
bertanda.
n¡ = Jumlah hewan
yang tertangkap pada periode ke-i
R = Jumlah hewan yang
tertangkap kembali pada periode ke-i
Hadisubroto.T.1989.
Dasar dan Teknik Pengambilan Sampel dalam Penyelidikan. UGM Press. Yogyakarta.
McNaughton, S.J., dan
Larry, W.F. 1990. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan
Ladang Dan Laboratorium. UI Press. Jakarta.
Odum, Howard, T. 1992. Ekologi Sistem. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Soetjipta.1992. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. UI Press. Jakarta.
Southwood. 1971. Ekologi Umum. Angkasa. Bandung.
Sudarsono. 1978. Analisa Statistika. Aneka Cipta.
Jakarta.
Suin, N. M. 1989. Ekologi Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Sukarjo. 1989. Biostatistika. UGM Press. Yogyakarta.
Dari segi isi blog anda sangat bagus. Akan tetapi dengan ditata dengan baik sebelum di post akan memberikan kesan mudah dipahami bagi para pembaca lain.
ReplyDeletepostingannya bagus, kata-katanya mudah dipahami. sebaiknya ditambahkan gambar biar lebih menarik. kemudian ada yang belum saya pahami tentang rumus diatas.
ReplyDeletekalau mau mampir ke blog saya di http://norazeezah.blogspot.co.id/
sudah bagus, namun sebaiknya diperhatikan penulisan dan tanda, penataanya juga lumayan berantakan sebaiknya diperbaiki sebelum dipost,
ReplyDeleteterima kasih atas saranya
ReplyDeletebagaimana manfaat dari metode ini
ReplyDeleteSebenarnya saya kurang paham dengan perhitungan ini, mohon disajikan dalam bentuk kalimat yang lebih sederhana
ReplyDelete